TUBAN, PORTALTUBAN.ID – Festival Tabuh Lesung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendapat sambutan meriah dari warga. Tradisi memukul lesung yang dulunya digunakan untuk menumbuk padi, kini dihidupkan kembali lewat sebuah lomba.
Festival Tabuh Lesung digelar di kawasan Sendang Dusun Janten, Desa Ngino, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Alat tradisional penumbuk padi yang dulunya menjadi sarana komunikasi dan hiburan masyarakat itu, kini dilombakan.
Delapan kelompok dari perwakilan Rukun Tetangga ikut berpartisipasi. Peserta didominasi kaum ibu ibu, mulai usia muda hingga lansia.
Dengan serius, ibu ibu ini membuat irama dari kayu pemukul yang ditabuhkan ke lesung, hingga muncul alunan musik berbalut vokal tembang Jawa.
Tak hanya itu, pakaian yang di gunakan pun bernuansa tempo dulu, membuat suasana semakin hidup dan autentik.
Meski tradisi tabuh lesung hampir punah, antusiasme warga tetap tinggi.
Lesung yang dahulunya untuk menumbuk padi, jagung dan ketela pohon, kini lebih dilihat sebagai warisan budaya yang perlu dilindungi dan dilestarikan.
Pada masa lalu, tabuhan lesung tidak hanya dipakai untuk mengolah hasil panen, namun juga sebagai media komunikasi dan hiburan di pedesaan.
“lomba, yakni dalam rangka untuk meningkatkan, memperingati, atau melestarikan budaya leluhur bangsa ini.ya, tradisi lesung ini kan sebetulnya dulu ketika ini eranya masih era 90-an, ya. kalau sekarang sudah hampir punah. jadi, di era 90-an jadi itu masih menjadi tradisi di masyarakat ngino untuk sebagai sarana, ini menjadi tradisi masyarakat dulu sehingga seiring berjalannya waktu, dengan modernisasi zaman,” ungkap Wawan Hariyadi, Kepala Desa Ngino.
Lewat festival Tabuh Lesung, diharapkan masyarakat tidak sekadar menikmati lomba, namun juga menumbuhkan kesadaran untuk melstarikan budaya leluhur, di tengah derasnya arus modernisasi.